Selasa, 17 Maret 2020

Bobolnya Penjara Kalisosok (2)

[Catatan Penulis:Jaringan Kota Pusaka Indonesia Jaringan Kota Pusaka Indonesia menulis dalam sebuah artikelnya, banyak tokoh bangsa yang pernah merasakan pengabnya sel-sel dalam penjara Kalisosok.

     Kiai Haji Mas Mansur, WR Supratman dan bahkan HOS Tjokroaminoto, pendiri Sarekat Islam pernah mendekam juga di penjara ini. Masih dari Jaringan Kota Pusaka Indonesia, menulis, "Penjara Kalisosok juga menyimpan cerita heroik. Kala itu, sekitar oktober 1945, ketika berita kemerdekaan berhasil menyelinap masuk penjara, para tahanan pun membentuk laskar bernama “Laskar Pendjara”.

    Pimpinan laskar ini adalah seorang tukang becak, namanya mayor Dollah. Sebagaimana ditulis Bung Tomo dalam bukunya, Kisah Perang 10 November, yang terbit tahun 1950, diceritakan bahwa pemberontakan dalam penjara ini berhasil menjebol tembok penjara sisi utara."]

Lanjutan Bobolnya Penjara Kalisosok

    Nah pada setiap kali kita diberi kesempatan keluar ini, kami adakan pengamatan sebaik-baiknya untuk mengadakan orientasi complex doortrekken dan sekelilingnya. Dengan demikian telah dapat kami ketahui letak pos penjaga dengan 6 orang penjaganya dengan bersenjatakan 5 karabyn Belanda dan 1 stengun.

     Pintu yang menghubungkan complex doortrekken ada 3 buah. Dengan berbekal pengetahuan ini, pada suatu sore hari sewaktu kelompok kami ngobrol-ngobrol, kami mengutarakan gagasan yang sensasional yaitu memberontak dan kabur.

     Gagasan ini harus dirahasiakan lebih dulu, karena diantara kawan senasib, ada lebih kurang 4 orang yang kita curigai sebagai mata-mata IVG (kepanjangan tidak tertulis dengan jelas), intelnya tentara Belanda.

     Hari-hari berikutnya kita mengadakan pengamatan yang lebih cermat mengenai gerak-gerik para penjaga dan sekelilingnya. Kemudian gagasan ini kita godog lagi dengan mencari celah-celah kelemahannya.

     Dari khayalan, gagasan ini akhirnya menjadi rencana yang matang, yaitu: Membobol Penjara dan Kabur. Kita kumpulkan 8 orang kawan lainnya yang kita pandang cukup berwibawa dan berjiwa petualang. Tidak seorangpun yang tidak antusias mendengar uraian kami. D. Day kita tentukan malam itu juga, yaitu 6 hari lagi jatuh pada hari Minggu. Kita pilih hari Minggu karena pada hari Minggu, para penjaga rumah penjara maupun Polisi-polisi belanda yang berdinas di luar, umumnya diliputi suasana Zondags Stemmij (?) atau suasana Minggu, ke gereja bersantai dan lain sebagainya.

     Namun tidak dinyana dan disangka-sangka, pada Kamis malam datang sdr. Arif dan dengan kata-kata tersendat ia menceritakan bahwa tadi siang ia dan kawan-kawannya sudah dijatuhi hukuman oleh pengadilan dengan hukuman 8 sampai 15 tahun penjara karena telah membunuh 2 orang mata-mata Belanda.

     Oleh karena sudah berstatus hukuman, harus segera dipindahkan dan kemungkinan dikirim ke Nusakambangan atau Ombilin di Sumatra Barat . Maka sdr. Arif mendesak dengan keras agar rencana segera dilaksanakan keesokan harinya.

     Saat itu juga 8 orang sponsor kita kumpulkan. Usul sdr. Arif diterima secara aklamasi. Rencana dilaksanakan esok hari. Kita kumpulkan 16 orang yang telah kita pilih secara diam-diam dan telah mendapat tugas-tugas khusus dan sdr. Arif kita tugasi memimpin pemberontakan di bantu sdr. Madjit. Briefing kita berikan sampai larut malam.

     Rencana yang akan dilaksanakan esok pagi adalah sebagai berikut: Lazimnya setiap pagi kalau kita keluar untuk mengambil rangsum makanan, kita harus berbaris berbanjar satu per satu dan membentuk lingkaran.

     Setelah keluar semua baru orang yang dimuka menerima rangsum makanan dan masuk bangsal lagi. Para penjaga umumnya mengambil posisi seperti pada gambar (sayang gambarnya sudah hilang. Pen). Perhitungan posisi yang diambil oleh para penjaga kita harapkan tidak meleset, karena ini adalah hasil pengamatan berbulan-bulan. Maka dari itu para tukang pukul kita sisipkan sedemikian rupa sehingga para tukang pukul tersebut berada di dekat para penjaga yang harus dilumpuhkan sesuai bagian masing-masing.

     Setelah para penjaga dikuasai dan senjata direbut, tugas berikutnya adalah melumpuhkan penjaga di pintu terutama pintu 2 dan 3 dan seorang lagi diberi tugas membuka pintu bangsal atas dan bangsal sebelah. Apabila semua rencana berjalan mulus, kita berharap semua tahanan dapat dibebaskan. Malam itu semua tidak bisa tidur membayangkan kejadian yang akan terjadi keesokan harinya. Tegang dan berdebar-debar menunggu pagi tiba.

To be continued…

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit, sed diam nonummy nibh euismod tincidunt ut laoreet dolore magna Veniam, quis nostrud exerci tation ullamcorper suscipit lobortis nisl ut aliquip ex ea commodo consequat.

Contact

Send Us A Email

Address

ContactInfo

Belajar bersama merajut karakter anak bangsa

Address:

Banyuwangi

Phone:

+62

Email:

smestoko@gmail.com